Wellcome

Selasa, 08 Mei 2012

LIMA JENIS ALAT TANGKAP DAN PENGGUNAANNYA


BAB I PENDAHULUAN

1.   Latar Belakang Masalah
Banyaknya pro-kontra mengenai masalah Alat Penangkapan ikan menjadi tinjauan dalam penulisan makalah ini, terlepas dari Keputusan Presiden No. 39 Tahun 1980 mengenai dilarangnya pengoprasian seluruh alat tangkap Trawl termasuk didalamnya Mid Water Trawl, kemudian dikeluarkannya izin oleh DKP tentang diperbolehkannya pengoprasian alat tangkap ikan di Laut Arafura dan wacana harian “Kontan” pada 10 April 2008 dari Soen’an Hadi Poernomo tentang akan dikeluarkannya izin penggunaan Trawl diseluruh perairan Indonesia oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Indonesia dengan pertimbangan bahwa :
1. Walaupun telah dikeluarkannya larangan tentangtang penggunaan trawl namun tidak sedikit nelayan yang masih mengoprasikannya.
2. Nelayan yang Mengoprasikan Trawl di daerah perbatasan perairan juga dapat membantu pengamanan wilayah perairan Indonesia.
Hal-hal diatas merupakan pemicu pro dan kontra mengenai pengoprasian alat tangkap Mid Water Trawl. Dengan penulisan makalah ini, saya bisa melakukan pembelajaran tentang alat tangkap.
2.   Tujuan
Adapun Tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah :
1.   Mengetahui aspek fisik dan pengoprasian alat tangkap ikan Mid Water Trawl.
2.   Menganalisis kelayakan penggunaan alat tangkap tersebut di perairan Indonesia.
3.   Mengambil kesimpulan tentang kelayakan oprasi alat tangkap Ikan Mid Water Trawl.

 

BAB II PEMBAHASAN

LIMA JENIS ALAT TANGKAP DAN PENGGUNAANNYA
1.   Definisi Alat Tangkap
Kata “ trawl “ berasal dari bahasa prancis “ troler “ dari kata “ trailing “ adalah dalam bahasa inggris, mempunyai arti yang bersamaan, dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan kata “tarik “ ataupun “mengelilingi seraya menarik “. Ada yang menterjemahkan “trawl” dengan “jaring tarik” , tapi karena hampir semua jaring dalam operasinya mengalami perlakuan tarik ataupun ditarik , maka selama belum ada ketentuan resmi mengenai peristilahan dari yang berwenang maka digunakan kata” trawl” saja.
Dari kata “ trawl” lahir kata “trawling” yang berarti kerja melakukan operasi penangkapan ikan dengan trawl, dan kata “trawler” yang berarti kapal yang melakukan trawling. Jadi yang dimaksud dengan jarring trawl ( trawl net ) disini adalah suatu jaring kantong yang ditarik di belakang kapal ( baca : kapal dalam keadaan berjalan ) menelusuri permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan, udang dan jenis demersal lainnya. Jarring ini juga ada yang menyangkut sebagai “jaring tarik dasar”.
Stern trawl adalah otter trawl yang cara operasionalnya ( penurunan dan pengangkatan ) jaring dilakukan dari bagian belakang ( buritan ) kapal atau kurang lebih demikian. Penangkapan dengan system stern trawl dapat menggunakan baik satu jarring atau lebih.
2.   Sejarah Alat Tangkap
Jaring trawl yang selanjutnya disingkat dengan “trawl” telah mengalami perkembangan pesat di Indonesia sejak awal pelita I. Trawl sebenarnya sudah lama dikenal di Indonesia sejak sebelum Perang Dunia II walaupun masih dalam bentuk ( tingkat ) percobaan. Percobaan-percobaan tersebut sempat terhenti akibat pecah Perang Dunia II dan baru dilanjutkan sesudah tahun 50-an ( periode setelah proklamasi kemerdekaan ). Penggunaan jaring trawl dalam tingkat percobaan ini semula dipelopori oleh Yayasan Perikanan Laut, suatu unit pelaksana kerja dibawah naungan Jawatan Perikanan Pusat waktu itu. Percobaan ini semula dilakukan oleh YPL Makassar (1952), kemudian dilanjutkan oleh YPL Surabaya.
Menurut sejarahnya asal mula trawl adalah dari laut tengah dan pada abad ke 16 dimasukkan ke Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, dan negara Eropa lainnya. Bentuk trawl waktu itu bukanlah seperti bentuk trawl yang dipakai sekarang yang mana sesuai dengan perkembangannya telah banyak mengalami perubahan-perubahan, tapi semacam trawl yang dalam bahasa Belanda disebut schrol net.
3.   Prospektif Alat Tangkap
Perkembangan teknologi menyebabkan kemajuan- kemajuan pada main gear, auxillary gear dan equipment lainny. Pendeteksian letak jaring dalam air sehubungan depth swimming layer pada ikan, horizontal opening dan vertical opening dari mulut jaring, estimate catch yang berada pada cod end sehubungan dengan pertambahan beban tarik pada winch, sudut tali kekang pada otter board sehubungan dengan attack angel, perbandingan panjang dan lebar dari otter board, dan lain-lain perlengkapan.
Demikian pula fishing ability dari beberapa trawler yang beroperasi di perbagai perairan di tanah air, double ring shrimp trawler yang beroperasi di perairan kalimantan, irian jaya dan lain-lain sebagainya. Perhitungan recources sehubungan dengan fishing intensity yang akan menyangkut perhitungan- perhitungan yang rumit, konon kabarnya sudah mulai dipikirkan. Semakin banyak segi pandangan, diharapkan perikanan trawl akan sampai pada sesuatu bentuk yang diharapkan.
Ada beberapa macam alat tangkap yang sering digunakan untuk menangkap ikan antara lain adalah :
1.   Pukat
Pukat harimau adalah jaring yang berbentuk kantong yang ditarik oleh satu atau dua kapal, bisa melalui samping atau belakang. Alatini merupakan alat yang efektif namun tidak selektif sehingga dapat merusak semua yang dilewatinya. Oleh karena itu kecenderungan alat tangkap ini dapat menjurus ke alat tangkap yang destruktif. Aturan-aturan yang diberlakukan pada pengoperasian alat inirelatif sudah memadai, namun pada prakteknya sering kali dijumpai penyimpangan-penyimpangan yang pada akhirnya dapat merugikan semua pihak. Tujuan utama pukat udang adalah untuk menangkap udang dan juga ikan perairan dasar (demersal fish)

2.   Pancing
Pancing adalah salah satu alat penangkap yang terdiri dari dua komponen utama,yaitu : tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing berbeda-beda, yaitumata pancing tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan. Prinsip alat tangkap ini merangsangikan dengan umpan alam atau buatan yang dikaitkan pada mata pancingnya. Alat ini pada dasarnya terdiri dari dua komponen utama yaitu tali dan mata pancing. Namun, sesuaidengan jenisnya dapat dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkai (pole), pemberat(sinker), pelampung (float), dan kili-kili (swivel). Cara pengoperasiannya bisa di pasangmenetap pada suatu perairan, ditarik dari belakang perahu/kapal yang sedang dalamkeadaan berjalan, dihanyutkan, maupun langsung diulur dengan tangan. Alat inicenderung tidak destruktif dan sangat selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawaihanyut, rawai tetap, pancing tonda, dan lain-lain.

3.   Tombak
Alat penangkap yang terdiri dari batang (kayu, bambu) dengan ujungnya berkaitbalik (mata tombak) dan tali penarik yang diikatkan pada mata tombak. Tali penariknyadipegang oleh nelayan kemudian setelah tombak mengenai sasaran tali tersebut ditarik untuk mengambil hasil tangkapan.Senapan adalah alat penangkap yang terdiri dari anak panah dan tangkai senapan.Penangkapan dengan senapan umumnya dilakukan dengan cara melakukan penyelamanpada perairan karang. Untuk penangkapan dengan panah biasa, umumnya dilakukandekat pantai atau perairan dangkal.Harpun Tangan adalah alat penangkap yang terdiri dari tombak dan tali panjangyang diikatkan pada mata tombak. Harpun tangan ini ditujukan untuk menangkap paus,dimana tombak langsung dilemparkan dengan tangan kearah sasaran (paus) dari atasperahu.Kecenderungan alat tangkap yang relatif sederhana ini tidak destruktif dan sangatselektif karena ditujukan untuk menangkap suatu spesies. Tetapi alat ini dapat merusak habitat bila disalahgunakan

4.   Jaring
Jaring angkat adalah suatu alat pengkapan yang cara pengoperasiannya dilakukandengan menurunkan dan mengangkatnya secara vertikal. Alat ini terbuat dari nilon yangmenyerupai kelambu, ukuran mata jaringnya relatif kecil yaitu 0,5 cm. Bentuk alat inimenyerupai kotak, dalam pengoperasiannya dapat menggunakan lampu atau umpansebagai daya tarik ikan. Jaring ini dioperasikan dari perahu, rakit, bangunan tetap ataudengan tangan manusia. Alat tangkap ini memiliki ukuran mesh size yang sangat kecildan efektif untuk menangkap jenis ikan pelagis kecil. Kecenderungan jaring angkatbersifat destruktif dan tidak selektif. Contoh jaring angkat adalah bagan perahu atau rakit(boat / raft lift net), bagan tancap (bamboo platform lift net), dan serok (scoop net).

5.   Jala
Jala adalah alat penangkap yang berbentuk seperti kerucut dan terdiri dari badan jaring (kantong), pemberat yang dipasang mengelilingi mulut dan tali yang diikatkan pada bagian ujung jaring agar tidak terlepas pada waktu dioperasikan. Tujuan utamanya untuk mengurung ikan dan udang dari atas dngan cara menebarkan alat tersebut.


BAB III P E N U T U P

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
setelah dilakukan berbagai peninjauan dan pencermatan, maka dari tujuan penulisan makalah ini “Alat Penangkapan Ikan Trawl (terkhusus pada mid water trawl/pukat ikan) kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.   Kami telah mengetahui aspek fisik dan pengoprasian alat tangkap
trawl (mid water trawl/pukat ikan).
2.   Dengan alasan :
·         Bahwa dengan dikeluarkannya PP No. 39 tahun 1980 bahwa seluruh alat tangkap trawl dilarang untuk beroprasi.
·         Bahwa laut yang dulunya merupakan daerah penangkapan dengan trawl, pada saat ini sudah mengalami over fishing.
B.Saran
·         Agar nelayan dapat mengoperasikan cara penagkapan yang lebih layak sehingga ikan tidak mengalami kepunahan.
·         Menjaga dan melastarikan berbagai jenis alat tangkap yang ada di Indonesia.







DAFTAR PUSTKA

1.         Ayodhyoa,A.U.1983.Metode Penangkapan Ikan. Cetakan pertama. Faperik. IPB. Bogor
2.         Subani,W. 1978. Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia,jilid I. LPPL. Jakarta
3.         The Gourack Ropework,Co.,ltd.1961. deep sea trawling and wing trawling
4.         Ward,george,ed.1964. Stern trawling